Cursor

Rabu, 03 Juni 2015

Hiponatremia dan Hipernatremia



BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG

Hipernatremia dan hiponatremia sering terjadi pada usia lanjut. Hipernatremia pada usia lanjut paling sering disebabkan oleh kombinasi dari asupan cairan yang tidak adekuat dan bertambahnya kehilangan asupan kehilangan cairan. Gangguan mekanisme dari rasa haus dan hambatan akses terhadap cairan (sekunder dari gangguan mobilitas atau menelan) terus berkontribusi dalam timbulnya hipernatremia pada usia lanjut selain adanya keterlambatan eskresi natrium. Kehilangan air murni pada keadaan demam, hiperventilasi dan diabetes insipidus. Lebih sering, kehilngan airhipoteonik disebabkan oleh problem saluran cerna. , luka bakar, terapi diuretika atau dieresis osmotic. Seringkali deteksi hipernatremia pada usia lanjut terlambat dilakukan sehingga usia lanjut yang lemah dapat jatuh pada keadaan hipernatremia yang bermakna.
Pada penderita dengan demensia sangat mudah mengalami hipernatremia karena penurunan rasa haus, gangguan kemampuan untuk meminta air karenan penurunanrasa haus, gangguan kemampuan untuk meminta air dan mungkin, rendahnya kadar vasopressin. Penyebab penting lainnya adalah hiperkalsemia yang mungkin dapat menyebabkan kerusakan sel pada gelung Henle dan berinteraksi dengan vasopressin pada tingkat duktus kolektus. Hipokalemia yang bermakna juga dapat menyebabkan hipernatremia.
Hipernatremia paling sering terjadi pada usia lanjut. Pada orang tua biasanya rasa haus lebih lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda. Usia lanjut yang hanya mampu berbaring di tempat tidur saja atau yang mengalami demensia (pilkun), mungkin tidak mampu untuk mendapatkan cukup air walaupun saraf-saraf harusnya masih berfungsi
B.       RUMUSAN MASALAH

1.        Bagaimanakah pengertian dari Hiponatremia itu ?
2.        Apa penyebab dari Hiponatremia itu ?
3.        Apa sajakah gejala dari Hiponatremia itu ?
4.        Bagaimanakah cara pengobatan Hiponatremia itu ?


C.      TUJUAN

1.        Untuk mengetahui apa itu pengertian dari Hiponatremia
2.        Untuk mengetahui apa saja penyebab Hiponatremia
3.        Untuk mengetahui apa saja gejala dari Hiponatremia
4.        Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan dari Hiponatremia
5.        Untuk mengetahui apa itu pengertian dari Hipernatremia
6.        Untuk mengetahui apa saja penyebab dari Hipernatremia
7.        Untuk mengetahui apa saja gejala dari Hipenatremia
8.        Untuk mengetahui bagaimana cara pengobatan dari Hipernatremia






BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Hiponatremia

Hiponatremia merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah air di dalam dan di sekitar sel-sel tubuh. Satu atau lebih faktor, mulai dari kondisi medis yang mendasari untuk minum terlalu banyak air selama olahraga dapat menyebabkan natrium dalam tubuh menjadi encer.
Ketika kondisi tersebut terjadi, kadar cairan tubuh meningkat, dan sel-sel dapat mulai membengkak. Pembengkakan ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, dari ringan hingga parah. Pengobatan hiponatremia ditujukan untuk menyelesaikan kondisi yang mendasarinya.

B.       Penyebab Hiponatremia

Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk antara lain :
1)        Penyakit ginjal
2)        Perubahan hormonal akibat insufisiensi kelenjar adrenal (penyakit Addison)
3)        Kehilangan natrium melalui pencernaan
4)        Obat-obat tertentu 
5)        Pil diuretik, khususnya diuretik thiazide
6)        Sirosis
7)        Gagal jantung kongestif
8)        Pengeluaran keringat berlebih
9)        Dieresis
10)    Polidipsia primer
11)    Ekstasi
12)    Muntah kronis atau diare parah
13)    Diet
14)    Asidosis metabolic
15)    Sindrom ketidaktepatan hormon antidiuretik (syndrome of inappropriate antidiuretic hormon) SIADH
16)    Air terlalu banyak selama olahraga (hiponatremia exertional)
17)    Hiperaldosteronisme
18)    Ketoasidosis diabetes
19)    Oliguria
20)    Polidipsia psikogenik
21)    Perubahan hormonal karena tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)

C.      Gejala Hiponatremia

1)        Jika kadar natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul sampai kadar natrium benar-benar rendah.
2)        Jika kadar natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih parah dan meskipun penurunannya sedikit, tetapi gejala cenderung timbul.
3)        Otak sangat sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah. Karena itu gejala awal dari hiponatremia adalah letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali).
4)        Mual dan muntah
5)        Sakit kepala
6)        Kebingungan
7)        Kehilangan energi
8)        Kelelahan
9)        Gelisah dan mudah marah
10)    Kelemahan otot, kejang atau kram
11)    Kejang
12)    Pingsan
13)    Koma

D.      Pengobatan Hiponatremia

Cairan intravena diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium darah secara perlahan. Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan otak yang menetap. Asupan cairan diawasi dibatasi dan penyebab hiponatremia diatasi. Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah dilakukannya pembatasan asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline atau diuretik thiazide untuk mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap ginjal.
Secara umum, hiponatremia paling baik diterapi dengan cara menaikkan secara perlahan kadar sodium darah pasien. Dan sebagian besar para ahli sepakat bahwa usaha penaikan kadar sodium darah tersebut tidak boleh melebihi 10-12 mEq/L per harinya. Peningkatan kadar sodium darah yang terlalu cepat justru akan menyebabkan komplikasi yang lebih memperburuk keadaan (meski jarang terjadi) berupa myelinasi pons. Pasien yang mengalami myelinasi pons ini akan menderita kelumpuhan, sindrom "terkunci" (locked-in syndrome) dan bahkan kematian. Pasien dengan kadar sodium darah diantara 100 hingga 110 mEq/L dan disertai gejala-gejala hiponatremia yang berat, haruslah segera diterapi untuk mencegah kerusakan saraf yang permanen. Dengan meningkatkan kadar sodium secara cepat, 3-6 mEq/L akan memberikan keseimbangan elektrolit antara otak dan tubuh sehingga keadaan pasien dapat terstabilkan. Sampai saat ini belum ada studi besar yang terkontrol baik yang khusus mempelajari berbagai macam terapi untuk hiponatremia simptomatik. Rekomendasi saat ini berdasar atas berbagai kasus, hasil konsensus panel dan pendapat para ahli. Berdasar atas informasi yang tersedia, larutan hipertonik mestilah disiap-sediakan bagi individu-individu yang sebelumnya pernah mengalami kejang, koma atau kelainan neurologis fokal lainnya dan juga bagi mereka memiliki kadar sodium darah kurang dari 120 mEq/L (beberapa ahli berpendapat kurang dari 110 mEq/L) Direkomendasikan bagi kelompok pasien-pasien ini, menerima 1,5 mL/kg larutan saline hipertonik 3% dalam jangka waktu kurang dari satu jam dan juga ditambahkan furosemide dosis kecil (20 mg) secara intravena untuk menjamin diuresis air dan menghambat sekresi ADH akibat rangsangan cairan hipertonik tadi. Terapi seperti ini akan meningkatkan kadar sodium darah pada level 1-2 mEq/L dalam satu jam. Infus kedua dapat diberikan pada jam berikutnya bila pasien masih menunjukkan gejala-gejala neurologis. Kejang dapat juga diterapi secara agresif dengan benzodiazepine. Meskipun peningkatan 3-6 mEq/L akan dapat menstabilkan pasien dengan cepat, peningkatan total kadar sodium dalam 24 jam pertama perawatan, tidak boleh melampaui 10 - 12 mEq/L. Pemantauan kadar sodium darah ini harus dilakukan secara seksama tiap 2 jam sekali dalam ruang perawatan ICU. Bila kadar sodium serum meningkat terlalu cepat, pemberian infus D5W.
           

E.       Pengertian Hipernatremia

Hipernatremia adalah defisit cairan relatif. Hipernatremia jarang terjadi namun umumnya disebabkan karena resusitasi cairan dalam jumlah besar dengan larutan NaCl 0.9% ([Na+]154mEq/l). Hipernatremia juga dijumpai pada kasus dehidrasi dengan gangguan rasa haus misal pada kondisi kesadaran terganggu atau gangguan mental. Selain itu juga pada penderita diabetes insipidus
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
Hipernatremia pada usia lanjut paling sering disebabkan oleh kombinasi dari asupan cairan yang tidak adekuat dan bertambahnya kehilangan asupan kehilangan cairan. Gangguan mekanisme dari rasa haus dan hambatan akses terhadap cairan (sekunder dari gangguan mobilitas atau menelan) terur berkontribusi dalam timbulnya hipernatremia pada usia lanjut selain adanya keterlambatan eskresi natrium. Kehilangan air murni pada keadaan demam, hiperventilasi dan diabetes insipidus. Lebih sering, kehilngan airhipoteonik disebabkan oleh problem saluran cerna. , luka bakar, terapi diuretika atau dieresis osmotic. Seringkali deteksi hipernatremia pada usia lanjut terlambat dilakukan sehingga usia lanjut yang lemah dapat jatuh pada keadaan hipernatremia yang bermakna.
Hipernatremia adalah mengacu pada kadar natrium serum yang lebih tinggi dari normal, yaitu lebih tinggi dari 145 mEq/L ( SI: 145 mmol/L) . Hal ini dapat diakibatkan karena penambahan natrium dalam kelebihan air atau karena kehilangan air dalam kelebihan natrium.Hipernatremia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan volume cairan normal atau pada pasien dengan FVD  atau FVE.





F.       Penyebab Hipernatremia

Penyebab utama dari hipernatremi:
1)        Cedera kepala atau pembedahan saraf yang melibatkan kelenjar hipofisa
2)        Gangguan dari elektrolit lainnya (hiperkalsemia dan hipokalemia)
3)        Penggunaan obat (lithium, demeclocycline, diuretik)
4)        Kehilangan cairan yang berlebihan (diare, muntah, demam, keringat berlebihan)
5)        Penyakit sel sabit
6)        Diabetes insipidus
7)        Selalu menunjukkan dehidrasi seluler
8)        Pada kebanyakan kasus, penyebab adalah net water loss

G.      Gejala Hipernatremia

Gejala utama dari hipernatremia merupakan akibat dari kerusakan otak.
Hipernatremia yang berat dapat menyebabkan:
1)        Kebingungan
2)        Kejang otot
3)        Kejang seluruh tubuh
4)        Koma
5)        Kematian
6)        Fungsi ginjal yang abnormal
7)        Diare
8)        Muntah
9)        Demam
10)    Keringat yang berlebihan.

H.      Pengobatan Hipernatremia

Hipernatremia diobati dengan pemberian cairan. Pada semua kasus terutama kasus ringan, cairan diberikan secara intravena (melalui infus). Untuk membantu mengetahui apakah pembelian cairan telah mencukupi, dilakukan pemeriksaan darah setiap beberapa jam. Konsentrasi natrium darah diturunkan secara perlahan, karena perbaikan yang terlalu cepat bisa menyebabkan kerusakan otak yang menetap.
Pemeriksaan darah atau air kemih tambahan dilakukan untuk mengetahui penyebab tingginya konsentrasi natrium. Jika penyebabnya telah ditemukan, bisa diobati secara lebih spesifik. Misalnya untuk diabetes insipidus diberikan hormon antidiuretik (vasopresin).











BAB III
PENUTUP

A.      KESIMPULAN

Hiponatremia adalah suatu kondisi dimana kadar Sodium atau natrium dalam serum (baca :darah) lebih rendah dari 135 mEq/L. Meskipun sebagian besar pasien dengan hiponatremia memiliki kadar sodium pada level 125-135 mEq/L dan asimptomatik, hiponatremia yang berat dapat menyebabkan pergerakan cairan akibat perubahan tekanan osmotik dari plasma ke dalam sel-sel otak, yang akanmenyebabkan mual, muntah, sakit kepala dan rasa lemah. Hiponatremia yang memburuk akan menyebabkan kebingungan, refleks yang menurun, kejang bahkan koma.
Hipernatremia merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air yang berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.

B.       SARAN

Pasien yuang mengalami gangguan cairan dan elektrolit seperti Hiponatremia dan Hipernatremia  sebaiknya segera ditangani karena sebagian besar dalam tubuh manusia terdiri dari cairan dan elektrolit dan apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
           
Apriliandini Widha. 2011. Hypernatremia.
http://widhaaprilandini.wordpress.com/2011/06/11/hypernatremia/. 06-10-2014
Arsyiel. 2011. Cairan dan Elektrolit. http://arsyiel.blogspot.com/2011/08/cairan-dan-elektrolit.html. 06-10-2014
MedStuff. 2009. Hiponatremia.
http://www.medicinestuffs.com/2009/02/correct-way-to-treat-hyponatremia.html. 07-10-2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar