BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Hipernatremia
dan hiponatremia sering terjadi pada usia lanjut. Hipernatremia pada usia
lanjut paling sering disebabkan oleh kombinasi dari asupan cairan yang tidak
adekuat dan bertambahnya kehilangan asupan kehilangan cairan. Gangguan
mekanisme dari rasa haus dan hambatan akses terhadap cairan (sekunder dari
gangguan mobilitas atau menelan) terus berkontribusi dalam timbulnya
hipernatremia pada usia lanjut selain adanya keterlambatan eskresi natrium.
Kehilangan air murni pada keadaan demam, hiperventilasi dan diabetes insipidus.
Lebih sering, kehilngan airhipoteonik disebabkan oleh problem saluran cerna. ,
luka bakar, terapi diuretika atau dieresis osmotic. Seringkali deteksi
hipernatremia pada usia lanjut terlambat dilakukan sehingga usia lanjut yang
lemah dapat jatuh pada keadaan hipernatremia yang bermakna.
Pada
penderita dengan demensia sangat mudah mengalami hipernatremia karena penurunan
rasa haus, gangguan kemampuan untuk meminta air karenan penurunanrasa haus,
gangguan kemampuan untuk meminta air dan mungkin, rendahnya kadar vasopressin.
Penyebab penting lainnya adalah hiperkalsemia yang mungkin dapat menyebabkan
kerusakan sel pada gelung Henle dan berinteraksi dengan vasopressin pada
tingkat duktus kolektus. Hipokalemia yang bermakna juga dapat menyebabkan
hipernatremia.
Hipernatremia
paling sering terjadi pada usia lanjut. Pada orang tua biasanya rasa haus lebih
lambat terbentuk dan tidak begitu kuat dibandingkan dengan anak muda. Usia
lanjut yang hanya mampu berbaring di tempat tidur saja atau yang mengalami
demensia (pilkun), mungkin tidak mampu untuk mendapatkan cukup air walaupun
saraf-saraf harusnya masih berfungsi
B.
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimanakah
pengertian dari Hiponatremia itu ?
2.
Apa penyebab
dari Hiponatremia itu ?
3.
Apa sajakah
gejala dari Hiponatremia itu ?
4.
Bagaimanakah
cara pengobatan Hiponatremia itu ?
C.
TUJUAN
1.
Untuk mengetahui
apa itu pengertian dari Hiponatremia
2.
Untuk mengetahui
apa saja penyebab Hiponatremia
3.
Untuk mengetahui
apa saja gejala dari Hiponatremia
4.
Untuk mengetahui
bagaimana cara pengobatan dari Hiponatremia
5.
Untuk mengetahui
apa itu pengertian dari Hipernatremia
6.
Untuk mengetahui
apa saja penyebab dari Hipernatremia
7.
Untuk mengetahui
apa saja gejala dari Hipenatremia
8.
Untuk mengetahui
bagaimana cara pengobatan dari Hipernatremia
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hiponatremia
Hiponatremia
merupakan suatu kondisi yang terjadi ketika kadar natrium dalam darah adalah
rendah abnormal. Natrium merupakan elektrolit yang membantu mengatur jumlah air
di dalam dan di sekitar sel-sel tubuh. Satu atau lebih faktor, mulai dari
kondisi medis yang mendasari untuk minum terlalu banyak air selama olahraga
dapat menyebabkan natrium dalam tubuh menjadi encer.
Ketika
kondisi tersebut terjadi, kadar cairan tubuh meningkat, dan sel-sel dapat mulai
membengkak. Pembengkakan ini dapat menyebabkan banyak masalah kesehatan, dari
ringan hingga parah. Pengobatan hiponatremia ditujukan untuk menyelesaikan
kondisi yang mendasarinya.
B.
Penyebab Hiponatremia
Banyak
kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia,
termasuk antara lain :
1)
Penyakit ginjal
2)
Perubahan
hormonal akibat insufisiensi kelenjar adrenal (penyakit Addison)
3)
Kehilangan
natrium melalui pencernaan
4)
Obat-obat
tertentu
5)
Pil diuretik,
khususnya diuretik thiazide
6)
Sirosis
7)
Gagal jantung
kongestif
8)
Pengeluaran
keringat berlebih
9)
Dieresis
10)
Polidipsia
primer
11)
Ekstasi
12)
Muntah kronis
atau diare parah
13)
Diet
14)
Asidosis
metabolic
15)
Sindrom
ketidaktepatan hormon antidiuretik (syndrome of inappropriate antidiuretic
hormon) SIADH
16)
Air terlalu
banyak selama olahraga (hiponatremia exertional)
17)
Hiperaldosteronisme
18)
Ketoasidosis
diabetes
19)
Oliguria
20)
Polidipsia
psikogenik
21)
Perubahan
hormonal karena tiroid yang kurang aktif (hipotiroidisme)
C.
Gejala Hiponatremia
1)
Jika kadar
natrium menurun secara perlahan, gejala cenderung tidak parah dan tidak muncul
sampai kadar natrium benar-benar rendah.
2)
Jika kadar
natrium menurun dengan cepat, gejala yang timbul lebih parah dan meskipun
penurunannya sedikit, tetapi gejala cenderung timbul.
3)
Otak sangat
sensitif terhadap perubahan konsentrasi natrium darah. Karena itu gejala awal
dari hiponatremia adalah letargi (keadaan kesadaran yang menurun seperti tidur
lelap, dapat dibangunkan sebentar, tetapi segera tertidur kembali).
4)
Mual dan muntah
5)
Sakit kepala
6)
Kebingungan
7)
Kehilangan
energi
8)
Kelelahan
9)
Gelisah dan
mudah marah
10)
Kelemahan otot,
kejang atau kram
11)
Kejang
12)
Pingsan
13)
Koma
D.
Pengobatan Hiponatremia
Cairan
intravena diberikan untuk meningkatkan konsentrasi natrium darah secara
perlahan. Kenaikan konsentrasi yang terlalu cepat bisa mengakibatkan kerusakan
otak yang menetap. Asupan cairan diawasi dibatasi dan penyebab hiponatremia
diatasi. Jika keadaannya memburuk atau tidak menunjukkan perbaikan setelah
dilakukannya pembatasan asupan cairan, maka pada SIADH diberikan demeclocycline
atau diuretik thiazide untuk mengurangi efek hormon antidiuretik terhadap
ginjal.
Secara
umum, hiponatremia paling baik diterapi dengan cara menaikkan secara perlahan
kadar sodium darah pasien. Dan sebagian besar para ahli sepakat bahwa usaha
penaikan kadar sodium darah tersebut tidak boleh melebihi 10-12 mEq/L per
harinya. Peningkatan kadar sodium darah yang terlalu cepat justru akan
menyebabkan komplikasi yang lebih memperburuk keadaan (meski jarang terjadi)
berupa myelinasi pons. Pasien yang mengalami myelinasi pons ini akan menderita
kelumpuhan, sindrom "terkunci" (locked-in syndrome) dan bahkan
kematian. Pasien dengan kadar sodium darah diantara 100 hingga 110 mEq/L dan
disertai gejala-gejala hiponatremia yang berat, haruslah segera diterapi untuk
mencegah kerusakan saraf yang permanen. Dengan meningkatkan kadar sodium secara
cepat, 3-6 mEq/L akan memberikan keseimbangan elektrolit antara otak dan tubuh
sehingga keadaan pasien dapat terstabilkan. Sampai saat ini belum ada studi
besar yang terkontrol baik yang khusus mempelajari berbagai macam terapi untuk
hiponatremia simptomatik. Rekomendasi saat ini berdasar atas berbagai kasus,
hasil konsensus panel dan pendapat para ahli. Berdasar atas informasi yang
tersedia, larutan hipertonik mestilah disiap-sediakan bagi individu-individu
yang sebelumnya pernah mengalami kejang, koma atau kelainan neurologis fokal
lainnya dan juga bagi mereka memiliki kadar sodium darah kurang dari 120 mEq/L
(beberapa ahli berpendapat kurang dari 110 mEq/L) Direkomendasikan bagi
kelompok pasien-pasien ini, menerima 1,5 mL/kg larutan saline hipertonik 3%
dalam jangka waktu kurang dari satu jam dan juga ditambahkan furosemide dosis
kecil (20 mg) secara intravena untuk menjamin diuresis air dan menghambat
sekresi ADH akibat rangsangan cairan hipertonik tadi. Terapi seperti ini akan
meningkatkan kadar sodium darah pada level 1-2 mEq/L dalam satu jam. Infus
kedua dapat diberikan pada jam berikutnya bila pasien masih menunjukkan
gejala-gejala neurologis. Kejang dapat juga diterapi secara agresif dengan
benzodiazepine. Meskipun peningkatan 3-6 mEq/L akan dapat menstabilkan pasien
dengan cepat, peningkatan total kadar sodium dalam 24 jam pertama perawatan,
tidak boleh melampaui 10 - 12 mEq/L. Pemantauan kadar sodium darah ini harus
dilakukan secara seksama tiap 2 jam sekali dalam ruang perawatan ICU. Bila
kadar sodium serum meningkat terlalu cepat, pemberian infus D5W.
E.
Pengertian Hipernatremia
Hipernatremia
adalah defisit cairan relatif. Hipernatremia jarang terjadi namun umumnya
disebabkan karena resusitasi cairan dalam jumlah besar dengan larutan NaCl 0.9%
([Na+]154mEq/l). Hipernatremia juga dijumpai pada kasus dehidrasi dengan
gangguan rasa haus misal pada kondisi kesadaran terganggu atau gangguan mental.
Selain itu juga pada penderita diabetes insipidus
Hipernatremia
merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai
dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan
kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu
badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi
demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air yang
berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
Hipernatremia
pada usia lanjut paling sering disebabkan oleh kombinasi dari asupan cairan
yang tidak adekuat dan bertambahnya kehilangan asupan kehilangan cairan.
Gangguan mekanisme dari rasa haus dan hambatan akses terhadap cairan (sekunder
dari gangguan mobilitas atau menelan) terur berkontribusi dalam timbulnya
hipernatremia pada usia lanjut selain adanya keterlambatan eskresi natrium.
Kehilangan air murni pada keadaan demam, hiperventilasi dan diabetes insipidus.
Lebih sering, kehilngan airhipoteonik disebabkan oleh problem saluran cerna. ,
luka bakar, terapi diuretika atau dieresis osmotic. Seringkali deteksi
hipernatremia pada usia lanjut terlambat dilakukan sehingga usia lanjut yang
lemah dapat jatuh pada keadaan hipernatremia yang bermakna.
Hipernatremia
adalah mengacu pada kadar natrium serum yang lebih tinggi dari normal, yaitu
lebih tinggi dari 145 mEq/L ( SI: 145 mmol/L) . Hal ini dapat diakibatkan
karena penambahan natrium dalam kelebihan air atau karena kehilangan air dalam
kelebihan natrium.Hipernatremia dapat terjadi pada pasien-pasien dengan volume
cairan normal atau pada pasien dengan FVD
atau FVE.
F.
Penyebab Hipernatremia
Penyebab
utama dari hipernatremi:
1)
Cedera kepala
atau pembedahan saraf yang melibatkan kelenjar hipofisa
2)
Gangguan dari
elektrolit lainnya (hiperkalsemia dan hipokalemia)
3)
Penggunaan obat
(lithium, demeclocycline, diuretik)
4)
Kehilangan
cairan yang berlebihan (diare, muntah, demam, keringat berlebihan)
5)
Penyakit sel
sabit
6)
Diabetes
insipidus
7)
Selalu
menunjukkan dehidrasi seluler
8)
Pada kebanyakan
kasus, penyebab adalah net water loss
G.
Gejala Hipernatremia
Gejala
utama dari hipernatremia merupakan akibat dari kerusakan otak.
Hipernatremia
yang berat dapat menyebabkan:
1)
Kebingungan
2)
Kejang otot
3)
Kejang seluruh
tubuh
4)
Koma
5)
Kematian
6)
Fungsi ginjal
yang abnormal
7)
Diare
8)
Muntah
9)
Demam
10)
Keringat yang
berlebihan.
H.
Pengobatan Hipernatremia
Hipernatremia
diobati dengan pemberian cairan. Pada semua kasus terutama kasus ringan, cairan
diberikan secara intravena (melalui infus). Untuk membantu mengetahui apakah
pembelian cairan telah mencukupi, dilakukan pemeriksaan darah setiap beberapa
jam. Konsentrasi natrium darah diturunkan secara perlahan, karena perbaikan
yang terlalu cepat bisa menyebabkan kerusakan otak yang menetap.
Pemeriksaan
darah atau air kemih tambahan dilakukan untuk mengetahui penyebab tingginya
konsentrasi natrium. Jika penyebabnya telah ditemukan, bisa diobati secara
lebih spesifik. Misalnya untuk diabetes insipidus diberikan hormon antidiuretik
(vasopresin).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Hiponatremia
adalah suatu kondisi dimana kadar Sodium atau natrium dalam serum (baca :darah)
lebih rendah dari 135 mEq/L. Meskipun sebagian besar pasien dengan hiponatremia
memiliki kadar sodium pada level 125-135 mEq/L dan asimptomatik, hiponatremia
yang berat dapat menyebabkan pergerakan cairan akibat perubahan tekanan osmotik
dari plasma ke dalam sel-sel otak, yang akanmenyebabkan mual, muntah, sakit
kepala dan rasa lemah. Hiponatremia yang memburuk akan menyebabkan kebingungan,
refleks yang menurun, kejang bahkan koma.
Hipernatremia
merupakan suatu keadaan dimana kadar natrium dalam plasma tinggi yang ditandai
dengan addanya mukosa kering, oliguria/anuria, turgor kulit buruk dan permukaan
kulit membengkak, kulit kemerahan, lidah kering dan kemerahan, konvulsi, suhu
badan naik, serta kadar natrium dalam plasma lebih dari 145 mEq/Lt. kondisi
demikian dapat disebabkan oleh dehidrasi, diare, dan asupan, air yang
berlebihan sedangkan asupan garamnya sedikit.
B.
SARAN
Pasien
yuang mengalami gangguan cairan dan elektrolit seperti Hiponatremia dan
Hipernatremia sebaiknya segera ditangani
karena sebagian besar dalam tubuh manusia terdiri dari cairan dan elektrolit
dan apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Apriliandini
Widha. 2011. Hypernatremia.
http://widhaaprilandini.wordpress.com/2011/06/11/hypernatremia/.
06-10-2014
Arsyiel.
2011. Cairan dan Elektrolit.
http://arsyiel.blogspot.com/2011/08/cairan-dan-elektrolit.html. 06-10-2014
MedStuff.
2009. Hiponatremia.
http://www.medicinestuffs.com/2009/02/correct-way-to-treat-hyponatremia.html.
07-10-2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar